Latest News

Sekelumit kisah tentang Khalifah Umar bin Khatab ( buat bahan renungan )

Advertisement
Pada kisah lainnya, ketika sang Khalifah sedang ’meronda’, ia mendengar tangisan anak-anak dari sebuah rumah kumuh. Dari pinggiran jendela ia mendengar, sang ibu sedang berusaha menenangkan anaknya. Rupanya anaknya menangis karena kelaparan sementara sang ibu tidak memiliki apapun untuk dimasak malam itu. Sang ibupun berusaha menenangkan sang anak dengan berpura-pura merebus sesuatu yang tak lain adalah batu, agar anaknya tenang dan berharap anaknya tertidur karena kelelahan menunggu. Sambil merebus batu dan tanpa mengetahui kehadiran Khalifah Umar diluar jendela, sang ibupun bergumam mengenai betapa enaknya hidup khalifah negeri ini dibanding hidupnya yang serba susah. Khalifah Umar yang mendengar hal ini tak dapat menahan tangisnya, iapun pergi saat itu juga meninggalkan rumah itu. Malam itu juga ia menuju ke gudang makanan yang ada di kota, dan mengambil sekarung bahan makanan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang kelaparan itu. Bahkan ia sendiri yang memanggul karung makanan itu dan tidak mengizinkan seorang pegawainya yang menemaninya untuk membantunya. Ia sendiri pula yang memasak makanan itu, kemudian menemani keluarga itu makan, dan bahkan masih sempat pula menghibur sang anak hingga tertidur sebelum ia pamit untuk pulang. Dan keluarga itu tak pernah tahu bahwa yang datang mempersiapkan makanan buat mereka malam itu adalah khalifah Umar bin Khatab !


Sekelumit kisah tentang Khalifah Umar bin Khatab ( buat bahan renungan )

Pada suatu hari Khalifah Umar Al-Khatab baru saja pulang dari melawat negeri Syria. Seperti biasa Saiyidina Umar akan berjalan-jalan dan meninjau sekitar kawasan untuk melihat keadaan rakyat jelata untuk mengetahui sendiri akan penderitaan mereka. Pada kali ini Saiyidina Umar menuju ke sebuah pondok buruk yang didiami oleh seorang nenek tua.

Saiyidina Umar pergi ke rumah nenek tersebut dengan menyamar sebagai orang biasa. Sudah menjadi kebiasaan kepada Khalifah Umar menyamar menjadi orang awam kerana beliau ingin melihat sendiri akan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mendapat maklumat atau pandangan rakyat terhadapnya. Apabila tiba di rumah nenek tersebut Khalifah memberi salam dan berkata. “Adakah nenek mendengar apa-apa berita tentang Umar?”. jawab nenek tua itu “Kabarnya Umar baru saja pulang dari Syria dengan selamat”. Kata khalifah lagi “Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu”. Jawab nenek “Semoga Allah tidak memberi ganjaran baik kepadanya”. Umar bertanya lagi ” Mengapa nenek berkata demikian?”.

Jawab nenek “Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondok aku ini apatah lagi memberi uang”. Jawab Umar “Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat ini jauh terpencil” Nenek mengeluh dan berkata “Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui akan keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada”.

Mendengar kata-kata tadi Khalifah Umar tersentak lalu berkata didalam hatinya “Celakalah aku kerana semua orang dan nenek ini pun mengetahui perihal diriku”. Sayyidina Umar menyesal sambil menitiskan air mata. Saiyidina Umar berkata lagi “Wahai nenek, berapakah kamu hendak menjual kezaliman Umar terhadap nenek?. Saya kasihan kalau Umar mati nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau nenek mahu menjualnya”. Kata nenek “Jangan engkau berguaru dengan aku yang sudah tua ini”.

Sambung Umar lagi “Saya tidak bergurau, saya betul-betul ini, berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, mahukah nenek menerima uang sebayak 25 dinar sebagai harga kezalimanya terhadap nenek” sambil menyerahkan wang tersebut kepada nenek. “Terima kasih nak, baik benar budi mu” kata nenek sambil mengambil wang tersebut.

Sementara itu Saiyidina Ali Abu Talib bersama Abdullah bin Mas’ud lalu di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar berada disitu, mereka pun memberi salam. “Assalamualaikum ya Amirul Mukminin”. mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahwa tamu yang berbicara dengannya sebentar tadi adalah Khalifah Umar Al-Khatab. Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata “Masya Allah, celakalah aku dan ampunilah nenek diatas kelancangan nenek tadi ya Amirul Mukminin. Nenek telah memaki Khalifah Umar dihadapan tuan sendiri”. Rantapan nenek telah menyadarkan Saiyidina Umar.

“Tak apa-apa nek, mudah-mudah Allah memberi rahmat kepada nenek” kata Sayyidina Umar. Ketika itu juga Khalifah Umar telah membuka bajunya dan menulis keterangan berikut diatas bajunya.

“Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan ini Umar telah menebus dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa dirinya dizalimi oleh Umar, semenjak menjadi khalifah sehingga ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu mendakwa Umar di hari Mahsyar, maka Umar sudah bebas dan tidak bersangkut paut lagi”.

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Sayyidina Ali bin Abu Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas’ud. Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas’ud sambil berkata “Simpahlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku untuk dibawa mengadap Allah s.w.t.”.


sumber : https://www.facebook.com/notes/omar-umar-bin-khatab-/sekelumit-kisah-tentang-khalifah-umar-bin-khatab-buat-bahan-renungan-/128387177305741

0 Response to "Sekelumit kisah tentang Khalifah Umar bin Khatab ( buat bahan renungan )"